Senin, 21 Juli 2025

 Buku Saku Bagi Calon Pengantin Sehat dan Islami

Buku Saku Bagi Calon Pengantin Sehat dan Islami


Penulis:
Eka Riana, M.Keb
Sella Ridha Agfiany, MKM
Melly Nirma Syahrani, M.Keb

 
Layout & Desain Gambar
Adi S

Penerbit Top Indonesia 
Jalan Purnama Agung VII Pondok Agung Permata Y35
Pontianak Kalimantan Barat

Cetakan Pertama, Juli 2025

91  page 105 x 148 mm


Buku saku yang kami tulis ini berjudul “Buku Saku Bagi Calon Pengantin Sehat dan Islami” telah kami selesaikan secara maksimal dan sebaik mungkin agar bisa menjadi manfaat bagi pembaca yang membutuhkan tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai bagaimana menjadi pasangan calon pengantin yang sehat dan islami. Di dalam buku ini juga tertulis bagaimana pentingnya kesehatan reproduksi dan juga materi ini sangat relevan dengan mata kuliah kesehatan reproduksi yang dapat menjadi pegangan bagi mahasiswa kebidanan dan dosen dari program studi kebidanan

KOLEKSI MUSEUM DALAM KAJIAN Edisi I : Kumpulan Hasil Kajian Koleksi Museum Daerah  Kabupaten Sambas

KOLEKSI MUSEUM DALAM KAJIAN Edisi I : Kumpulan Hasil Kajian Koleksi Museum Daerah Kabupaten Sambas




Penulis: Sunandar, Aan, Hendra Sutrisna 

Editor : Muriadi, Ph. D

Layout & Desain Gambar:
Hendra Sutrisna

Penerbit Top Indonesia 
Jalan Purnama Agung VII Pondok Agung Permata Y35
Pontianak Kalimantan Barat

Cetakan Pertama, Juli 2025

viii + 161 page 225 x 280 mm


Museum Daerah Sambas pertama kali didirikan pada tahun 2003, sebagai bagian dari wacana pendirian tiga museum daerah yaitu Museum Perjuangan Rakyat Sambas, Museum Tamaddun Islam dan Museum Benda Pusaka. Untuk Museum Perjuangan Rakyat Sambas yang dijadikan tempat museumnya adalah Rumah Orang Kaya Lela Mahkota Ahmad Sood yang terletak di Desa Tumuk Manggis, Museum Tamaddun Islam yang dijadikan tempat museumnya adalah rumah Maharaja Imam H.Muhammad Basiuni Imran dan untuk bangunan tempat museum benda pusaka belum ditentukan tempatnya. Rumah Orang Kaya Lela Mahkota sempat dijadikan museum, seiring berjalan waktu ternyata ada diantara ahli waris rumah tersebut yang tidak menyetujui, sehingga semua barang koleksi yang tersimpan di rumah tersebut harus dikeluarkan. Selanjutnya barang koleksi tersebut disimpan di rumah yang dulu pernah menjadi rumah dinas bupati Sambas di era Bupati Sambas H. Tarya Aryanto hingga H. Burhanuddin A. Rasyid. Bangunan rumah tersebut sebelumnya merupakan bangunan yang dibangun di masa penjajahan Belanda dan diperuntukkan sebagai rumah dan kantor Wakil Residen Belanda di Sambas.